Analisis Wacana Kritis Terhadap Naskah Pidato Presiden Republik Indonesia (Dimensi Teks, Kognisi Sosial, dan Konteks Sosial).

Tujuannya untuk mendeskripsikan ketiga elemen analisisi wacana kritis yangdikembangkan oleh Teun Van Dijk dalam pidato kenegaraan presiden mulai dariB.J. Habibie hingga Prabowo Subianto. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi (content analysis). Sumber databerupa naskah pidato yang diakses dari situs resmi https://setkab.go.id dan https://kompas.id, dan dikumpulkan melalui teknik simak, baca, dan catat. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa secara struktur teks, pidato presiden mengandungmakrostruktur (tema utama seperti demokrasi dan kedaulatan), superstruktur(susunan pendahuluan, isi, dan penutup yang sistematis), serta mikrostruktur(pilihan kata, bentuk kalimat, koherensi, stilistik dan retoris). Pada kognisi sosial,masing-masing presiden menunjukkan ideologi dan sikap yang berbeda,mencerminkan nilai-nilai seperti reformasi, pluralisme, stabilitas, efisiensi, hingganasionalisme. Sementara itu, konteks sosial dalam pidato mencerminkan praktikkekuasaan dan legitimasi, di mana pidato digunakan untuk membentuk opinipublik melalui akses institusional. Pidato kenegaraan bukan sekadar komunikasiformal, melainkan strategi membangun citra dan arah narasi politik yangmendukung kepentingan presiden yang sedang menjabat.