Analisis Kebijakan Comfort Women di Korea Selatan Pada Masa Kepemimpinan Moon Jae-in

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemerintah KoreaSelatan pada masa kepemimpinan Moon Jae-in (2017-2022) terhadap isu ComfortWomen, dengan fokus pada pemenuhan hak-hak korban yang mencakup keadilan,kompensasi, dan pengakuan. Masalah Comfort Women merupakan simbolpelanggaran hak asasi manusia pada masa kolonial Jepang yang hingga kinimenjadi sumber ketegangan dalam hubungan Korea Selatan-Jepang.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-analitis dengandata sekunder berupa dokumen kebijakan, laporan organisasi masyarakat sipil,publikasi akademik, dan laporan lembaga internasional. Analisis dilakukanmenggunakan teori Feminisme Postkolonial dan konsep Gender Mainstreaminguntuk mengevaluasi sejauh mana kebijakan mengintegrasikan perspektif korbandan keadilan gender.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan Moon Jae-in, sepertipembubaran Reconciliation and Healing Foundation, penetapan hari peringatannasional, dan pengarusutamaan isu Comfor Women dalam pendidikan, lebihresponsif terhadap hak dan tuntutan korban dibandingkan pemerintahansebelumnya. Namun, kebijakan tersebut juga menghadapi tantangan, terutamadalam menjaga keseimbangan antara pemenuhan hak korban dan hubungandiplomatik dengan Jepang.Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan studi kebijakanluar negeri berbasis HAM dan gender, serta menawarkan rekomendasi bagipembuat kebijakan dalam menangani isu sejarah secara inklusif dan berbasiskorban.